Pencarian

Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 Juni 2009

Ilmu Pembersih Hati

Oleh : KH.Abdullah gymnastiar


Ada sebait do'a yang pernah diajarkan Rasulullah SAW dan disunnahkan untuk dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla sebelum seseorang hendak belajar. do'a tersebut berbunyi : Allaahummanfa'nii bimaa allamtanii wa'allimnii maa yanfa'uni wa zidnii ilman maa yanfa'unii. dengan do'a ini seorang hamba berharap dikaruniai oleh-Nya ilmu yang bermamfaat.


Apakah hakikat ilmu yang bermamfaat itu? Secara syariat, suatu ilmu disebut bermamfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi, mamfaat tersebut menjadi kecil artinya bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu, Allah Azza wa Jalla. Dengan ilmunya ia mungkin meningkat derajat kemuliaannya di mata manusia, tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nya.


Oleh karena itu, dalam kacamata ma'rifat, gambaran ilmu yang bermamfaat itu sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikmah. "Ilmu yang berguna," ungkapnya, "ialah yang meluas di dalam dada sinar cahayanya dan membuka penutup hati." seakan memperjelas ungkapan ahli hikmah tersebut, Imam Malik bin Anas r.a. berkata, "Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan (sesuatu), melainkan hanyalah nuur yang diturunkan Allah ke dalam hati manusia. Adapun bergunanya ilmu itu adalah untuk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri."


Ilmu itu hakikatnya adalah kalimat-kalimat Allah Azza wa Jalla. Terhadap ilmunya sungguh tidak akan pernah ada satu pun makhluk di jagat raya ini yang bisa mengukur Kemahaluasan-Nya. sesuai dengan firman-Nya, "Katakanlah : Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menuliskan) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (dituliskan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (QS. Al Kahfi [18] : 109).

Adapun ilmu yang dititipkan kepada manusia mungkin tidak lebih dari setitik air di tengah samudera luas. Kendatipun demikian, barangsiapa yang dikaruniai ilmu oleh Allah, yang dengan ilmu tersebut semakin bertambah dekat dan kian takutlah ia kepada-Nya, niscaya "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al Mujadilah [58] : 11). Sungguh janji Allah itu tidak akan pernah meleset sedikit pun!


Akan tetapi, walaupun hanya "setetes" ilmu Allah yang dititipkan kepada mnusia, namun sangat banyak ragamnya. ilmu itu baik kita kaji sepanjang membuat kita semakin takut kepada Allah. Inilah ilmu yang paling berkah yang harus kita cari. sepanjang kita menuntut ilmu itu jelas (benar) niat maupun caranya, niscaya kita akan mendapatkan mamfaat darinya.

Hal lain yang hendaknya kita kaji dengan seksama adalah bagaimana caranya agar kita dapat memperoleh ilmu yang sinar cahayanya dapat meluas di dalam dada serta dapat membuka penutup hati? Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu, pernah mengeluh kepada gurunya. "Wahai, Guru. Mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah sekali memahaminya dan bahkan cepat lupa?" Sang guru menjawab, "Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yang bening dan bersih." Artinya, ilmu itu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya.


Karenanya, jangan heran kalau kita dapati ada orang yang rajin mendatangi majelis-majelis ta'lim dan pengajian, tetapi akhlak dan perilakunya tetap buruk. Mengapa demikian? itu dikarenakan hatinya tidak dapat terterangi oleh ilmu. Laksana air kopi yang kental dalam gelas yang kotor. Kendati diterangi dengan cahaya sekuat apapun, sinarnya tidak akan bisa menembus dan menerangi isi gelas. Begitulah kalau kita sudah tamak dan rakus kepada dunia serta gemar maksiat, maka sang ilmu tidak akan pernah menerangi hati.


Padahal kalau hati kita bersih, ia ibarat gelas yang bersih diisi dengan air yang bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. Walhasil, bila kita menginginkan ilmu yang bisa menjadi ladang amal shalih, maka usahakanlah ketika menimbanya, hati kita selalu dalam keadaan bersih. hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan dunia dan tidak pernah digunakan untuk menzhalimi sesama. Semakin hati bersih, kita akan semakin dipekakan oleh Allah untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermamfaat. darimana pun ilmu itu datangnya. Disamping itu, kita pun akan diberi kesanggupan untuk menolak segala sesuatu yang akan membawa mudharat.


Sebaik-baik ilmu adalah yang bisa membuat hati kita bercahaya. Karenanya, kita wajib menuntut ilmu sekuat-kuatnya yang membuat hati kita menjadi bersih, sehingga ilmu-ilmu yang lain (yang telah ada dalam diri kita) menjadi bermamfaat.

Bila mendapat air yang kita timba dari sumur tampak keruh, kita akan mencari tawas (kaporit) untuk menjernihkannya. Demikian pun dalam mencari ilmu. Kita harus mencari ilmu yang bisa menjadi "tawas"-nya supaya kalau hati sudah bening, ilmu-ilmu lain yang kita kaji bisa diserap seraya membawa mamfaat.


Mengapa demikian? Sebab dalam mengkaji ilmu apapun kalau kita sebagai penampungnya dalam keadaan kotor dan keruh, maka tidak bisa tidak ilmu yang didapatkan hanya akan menjadi alat pemuas nafsu belaka. Sibuk mengkaji ilmu fikih, hanya akan membuat kita ingin menang sendiri, gemar menyalahkan pendapat orang lain, sekaligus aniaya dan suka menyakiti hati sesama. Demikian juga bila mendalami ilmu ma'rifat. Sekiranya dalam keadan hati busuk, jangan heran kalau hanya membuat diri kita takabur, merasa diri paling shalih, dan menganggap orang lain sesat.


Oleh karena itu, tampaknya menjadi fardhu ain hukumnya untuk mengkaji ilmu kesucian hati dalam rangka ma'rifat, mengenal Allah. Datangilah majelis pengajian yang di dalamnya kita dibimbing untuk riyadhah, berlatih mengenal dan berdekat-dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Kita selalu dibimbing untuk banyak berdzikir, mengingat Allah dan mengenal kebesaran-Nya, sehingga sadar betapa teramat kecilnya kita ini di hadapan-Nya.

Kita lahir ke dunia tidak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tidak membawa apa-apa. Mengapa harus ujub, riya, takabur, dan sum'ah. Merasa diri besar, sedangkan yang lain kecil. Merasa diri lebih pintar sedangkan yang lain bodoh. Itu semua hanya karena sepersekian dari setetes ilmu yang kita miliki? Padahal, bukankah ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan Allah jua, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita?


Subhanallaah! Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan untuk dapat lebih bertaqarub kepada-Nya.***

Dikutip dari Manajemen Qolbu

Kamis, 28 Mei 2009

Ramalan bintang ??? Gak janji deyh,,,,

Setelah satu persatu ramalan tuk minggu ini dibacain,langsung deh berbagai reaksi muncul dari para pendengar setianya.Ada yang wajah nya ceria lantaran ramalan nya buat minggu ini lagi bagus, rejeki nya lagi deres ,asmara nya lagi menggelora,kesehatannya pun membaik.Eh tapi apes nya orang disebelahnya dapet ramalan yang buruk ya udah pasti dong ntu muka nye surem lantaran kata si ramalan nasibnya dia kurang beruntung, rezekinya seret, kesehatan menurun, eh sialnya lagi katanya dia bakal putus cinta.Padahal kan ramalan ntu kan belum tentu kebenarannya, dan yang tau tantang nasib kita kedepannya kan Cuma Allah SWT karena hanya Dialah yang maha mengetahui segala nya, ya kan?.

Emang siy yang namanya ngomongin ramalan bintang ntu bisa bikin para pendengarnya terpana ampe matanya kaga ngedip saking terpesonanya,apalagi tiap ahir pekan pasti beli majalah yang ada ramalan bintangnya.Apalagi kalo giliran dapet ramalan bagus, nah lebih gila nya lagi kalo ada seorang jomblo di kabarin bakalan dapet jodoh pada mainggu ini waah dah pasti ntu orang kegirangan ampe kaga tidur semaleman dengan perasaan gundah gulana yang ada di pikirannya ‘ cewe gue kaya apa yach ?, moga2 aje dia cakep n setia ma gue’, dengan rasa gelisah ditambah lagi pikiran kaga menentu eh niy perut pake mules lagi.Nah yang parah nya kalo dapet ramalan buruk, abis baca yang ada dengku jadi lemes pikiran kaga karuan bawaannya marah-marah mulu kalo ketemu ma orang laen,semaleman kaga tidur dia meratapi nasibnya sambil berkata ‘bujugbuneg,,ngapa nasib gue malang bedh ya’ ?.Nah yang kaya gini niy termasuk perbuatan yang Cuma buang waktu kita aja, mending gue kerjain aje kerjaan yang lebih manfaat.

Sodare, ane mau Tanya ama ente semua niy ,kalian tau ngga siy pandangan islam mengenai ramalan bintang ini ?, nah ane mau mengulas sedikit menurut buku “Fikih Gaul” yang pernah ane baca;

Menurut seorang ulama asal Qatar Dr.Syech Yusuf Al Qardhawi, ramalan bintang adalah ilmu reka-rekaan orang yang menghubung-hubungkan pergerakan atau perubahan perbintangan dalam tata surya dengan nasib atau sesuatu yang akan terjadi dalam kehidupan seorang manusia.Tujuannya yang notabene untuk mengetahui perkara gaib merupakan ilmu jahiliyah yang jelas-jelas ditolak oleh agama kita.Menurut Islam bintang itu tak lain hanyalah sebagian dari makhluk Allah SWT yang tunduk akan sunnah-Nya seperti yang Allah firman kan dalam Q.S Al An’am:97 dan Q.S An Nahl:12.
Dalam istilah orang arab, ramalan bintang disebut ilmu nujum(ilmu perbintangan untuk mengetahiu sesuatu yang gaib).Ilmu nujum merupakan ide jahiliyah yang tidak didukung oleh dalil Naqli(wahyu), Aqli(rasio), dan Iptek.Dan orang yang ahli disebut ahli nujum.

Maka dari itu, orang yang mempercayai ramalan sebagai sesuatu yang bener,dia termasuk orang yang kufur,seperti apa yang dijelaskankan oleh hadist Nabi :
“Barang siapa yang mendatangi ahli nujum(dukun/paranormal)kemudian ia mempercayai akan apa-apa yang diucapkan ,maka ia telah kafirterhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW(Al Qur’an dan As Sunnah)”. (H.R Al Bazzar).
Lebih celaka lagi bagi orang yang mencoba mempelajari dan mendalami bidang ini.Nabi jelaskan dalam hadist :
“Barang siapa mengambil sepotong dari ilmu nujum(ramalan bintang),maka ia mengambil sepotong dari ilmu sihir. Bertambah ilmu nujumnya, bertambah pula sihirnya.” (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah).

Nah dari ulasan diatas tadi kita jadi tau bahwa Islam melarang ummatnya mempercayai ramalan yang tidak didasarkan pada dalil wahyu, akal sehat ,dan ilmu pengetahuan dan teknologi.Karena urusan yang gaib mutlak milik Allah SWT semata.Yang namanya idup,mati,rezeki,jodoh,nasib,dan sebagainya hanya Allah yang maha tau.Nah tugas kita adalah berusaha dan terus berdo’a kepada Allah agar Allah senantiasa menuntun kita kepada kebenaran ,semoga apa yang kita lakukan menjadi bermanfaat dan di berkahi Allah,,,Amien Ya Robbal ‘Alamien.

Buat yang udah keseringan ama ramalan bintang, ane saranin supaya ente tinggalin aja tuch kebiasaan itu, daripada mikirin atau bahkan percaya ama yang begituan mendingan kita tingkatin aja kemampuan dan kreatiivitas kita, gali terus potensi yang baik dari dalam diri kita supaya bisa menghasilkan yang baik pula, dan tetep percaya diri.
Wallahu a’lam bisshowab……..




Mengutip dari buku “Fikih Gaul” karangan Thobib Al Asyhar,Syaamil,Bandung.

Selasa, 26 Mei 2009

Ulama Betawi ,Bagai Penyejuk Dikala Terik.

Betawi memang memiliki banyak banget kebudayaan ame seni nyang kaga ade abis-abisnye kalo diceritain.Nah disamping itu juga batewi punya banyak ulama besar dan para mulballigh nyang senantiasa istiqomah dalam berjuang menegakkan agama ALLAH di bumi betawi nyang kite cintai ini.Diantara ulama-ulama besar dibetawi ini nyang kite kenal diantaranya :Adda’iilallah Alhabib Utsman Bin Yahya, Alhabib Ali Bin Abdurrahman Alhabsyi ,Alhabib Ali Bin Husein Alatthos ,Alhabib Salim Bin Jindan, Assyeikh Ahmad Junaidi Albatawi terus masih banyak lagi dah para ulama besar betawi lainnya.

Pade pertengahan abad ke19,Betawi memiliki salah seorang ulama besar beliau adalah Assyeikh Ahmad Junaid Albatawi beliau pernah menjadi Imam di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarromah. Nah pade taon 1834 beliau ini berangkat menunaikan ibadah Haji terus selanjutnya beliau menetap disana untuk bermukim.Dan juge ada banyak lagi ulama betawi nyang juge mengajar di Masjidil Haram diantaranye; Guru Mahmud Ramli ,dari Menteng.Salah seorang santri Guru Junaidi juge ada nyang menjadi ulama beliau adalah Guru Mujtaba dari Jatinegara.
Pade jaman penjajahan ,di Betawi juge dikenal seorang ulama besar nyang menjadi rujukanpara ulama.Beliau adalah Alhabib Utsman Bin Yahya, beliau ini seorang Mufti Betawi nyang konsisten mengajarkan sendi-sendi keislaman biarkate harus beradepan ame kompeni nyang pade bengis ntu.Ketegesan sikap beliau juge nular ame para ulama betawi laennya nyang ketika ntu menolak ajakan Ratu Wilhelmina supaye ngedoain putrinye nyang lagi kawinan supaye putrinye bahagia.Idih kalo kite sih amit-amit banget yeh ngedoain bangsa kompeni nyang udeh ngejajah kite berabad-abad.aye setuju banget tuh ame ketegasannya Habib dan para ulama nyang laen.
Alhamdulillah ketika bangsa kite udeh nerdeka nih para ulama Betawi lebih bebas dan mudah dalam ngejalanin peran dakwahnye dan amar ma’ruf nahi munkar, kaga ade lagi dah pengahalangnye kaya bangsa kompeni ntu tuh.Diantara ulama-ulama nyang ade sekarang antara laen ;Buya Hamka, Ustadz A.Hasan, KH Abdullah Syafi’I (pendiri Yayasan As Syafiiyah), KH Muhammad Syafi’I Hadzami, dan masik banyak lagi ulama-ulama laennya. Para ulama ni kaga semuanye berdarah Betawi,seperti Buya Hamka dan ,Ustadz A.Hasan.Namum hal ntu same sekali kagak mengurangi atawa membatasi gerakan dakwah mereka.Para ulama saling bahu-membahu buat merjuangin ame negakin agama ALLAH ini,yaitu islam.
Ntu tadi hanya sedikit aje nyang aye bias tulisin tentang kisah para pejuang agama ALLAH dibumi Betawi ini.Mungkin Cuma segini nyang bise aye certain kerna masih banyak lagi kisah para pendakwah Betawi laennya,yah maklum aye ni bukan sejarawan nyang ahli nyeritain sejarah. Naah ntu juge aye dapetin dari bace buku-buku sejarah Betawi nyang pernah aye bace .Subhanallah kehadiran para ulama ni ibarat kate Angin surge nyang berhumbus dikala terik nye matahari dan ngebawa kesejukkan bagi kite semua.Mereka selalu konsisten membentengi umat dengan aqidah yang teguh.

JAGALAH HATIMU

Sahabat ,pernah gak siyh kalian dengerin lagu “Jagalah Hati” yang di bawakan dengan merdu oleh Aa Gym yang syairnya begini niy ;
Jagalah hati, jangan kau nodai……..
Jagalah hati, lentera hidup ini……...(sory yach suara ane fals,hehehe)

Kalo kite menghayati syair ini kite akan tau bahwa betapa pentingnya menjaga hati ini dari berbagai penyakit dan kotoran hati seperti sombong ,iri ,dengki dan sifat tercela nyang di benci Allah.Nah nyang namanya menjaga hati ntu bukan persoalan yang gampang atawa sepele.Maka dari itu kite harus mendekatkan diri ame Kalam Ilahiy yaitu Al Qur’an dan As Sunnah kaya yang pernah dicontohin ame Nabi kite Muhammad SAW.
Masalahnya ,gimana kite mau deket ame Al Qur’an kalo kite aje males buat membaca ama mengkaji Al Qur’an.weleh…..weleh…..

Ada cara nyang bisa kite perbuat tuk menjaga hati ini diantaranye; kite senantiasa menjaga pergaulan, pandai-pandai mencari temen bergaul ,bergaul ama orang nyang bisa membawa kite kejalan yang bener jangan nyari temen nyang kagak bener yang bisanye menjerumusin kite kepada keburukan ,iiih Naudzubillah Mindzalik.Nah sering-sering deh mendekati orang sholeh ,para ulama ,mintalah nasehatnya supaye idup kite lebih bae.Dan jauhin tuch nyang namanye buruk sangka(su’uzhon) ame orang laen karna kaga bae belum tentu orang ntu buruk, makanye berbaik sangkalah kepada orang laen.Truz jangan lupa kite selalu beribadah kepada Allah SWT banyak berdoa supaye kite di jauhi dari segala marabahaya, kezaliman, dan dari penyakit hati.Amien Ya Robbal ‘Alamin.

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP