Pencarian

Senin, 07 November 2011

Pemulihan Wisata Pasca-bencana Merapi Lebih Cepat

Nama : Chaerul Anam
Kelas : 3 KA 21
NPM : 10108455
TUGAS BAHASA INDONESIA (SOFTSKILL)


Pemulihan Wisata Pasca-bencana Merapi Lebih Cepat



YOGYAKARTA, (PRLM).- Pemulihan (recovery) wisata di Yogyakarta dan Jateng pasca-letusan Gunung Merapi akan lebih cepat dibanding pemulihan wisata pasca-bencana gempa bumi di Bantul, 2006.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan,bencana letusan Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak, hanya tertutup debu-debu vulkanik. Jika debu dibersihkan, objek dan fasilitas wisata siap dikunjungi dan dipergunakan lagi, apalagi aktivitas Merapi telah normal.
Berbicara usai Internasional World Conference on Culture, Education & Science – WISDOM 2010 di UGM, Rabu (8/12), dia menyatakan Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lokasi wisata lainnya, hotel-hotel tidak ada debu lagi. Aktivitas Bandara Adisucipto telah normal.

"Kami telah menyiapkan berbagai even internasional pada 2011, sebagian penyelenggaraan di Yogyakarta, sebagian lainnya di Jakarta dan Bali. Itu bagian memulihkan wisata Yogyakarta," kata dia.
Berbeda halnya pemulihan wisata pasca-gempa bumi 2006, waktunya relatif lama. Saat itu, faslitas hotel-hotel dan lokasi wisata Yogyakarta rusak. Candi Prambanan misalnya, ada bagian candi yang rusak. "Saya mengunjungi Yogyakarta waktu itu, mau menginap di hotel harus mengecek dulu bagaimana kondisi bangunannnya, apakah retak-retak atau tidak. Bencana erupsi Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak. Pemulihan wisata lebih cepat," ujar dia.

Didampingi Direktur Regional Asia Pasifik UNESCO Hubert Gijzen dan Direktur Eksekutif UNWTO (United Nation World Tourism Organization) Marcio Favilla, Jero Wacik mengadakan penjelasan pers dilanjutkan mengunjungi Candi Borobudur. Sehari sebelumnya, pejabat Unesto telah mengunjungi Solo untuk memastikan Yogyakarta dan Jateng siap menerima wisman.

"Saya telah melihat sendiri kondisi di sini, semuanya telah baik dan siap menerima wisatatawan. Saya menyampaikan kabar ini kepada komunitas touris dunia tentang hal yag sama bahwa Yogyakarta siap dikunjungi, situasinya telah normal dan aman," ujar Marcio Favilla.

BPS merilis jumlah wisman melalui pintu masuk Bandara Adisucipto, Yogyakarta pada Januari-September 2010 sebesar 38.047 orang atau rata-rata mencapai 4.100 wisman/bulan. Pada sembilan bulan tersebut terjadi kenaikkan sebesar 14,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 33.369 wisman.



Perbaikan ejaan dan penulisan yang salah.

1. Kesalahan diksi : pasca-letusan Gunung Merapi.
Perbaikan : pasca-Letusan Gunung Merapi.
Alasan : Kesalahan dalam penulisan bentuk terikat, bentuk terikat harus selalu ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya kecuali pada bentuk terikat maha- dan bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang diawali dengan huruf kapital. Contoh penulisan yang benar: pascasarjana, pasca-Bom Bali, pasca-Pemilu 2005, pascaproduksi, pascabayar.

2. Kesalahan diksi : Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan,bencana letusan Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak.
Perbaikan : Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan bahwa bencana letusan Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak.
Alasan : kesalahan pada peletakan tanda koma(,) seharusnya untuk menyempurnakan kalimat tersebut dapat digunakan kata penghubung, seperti : bahwa.

3. Kesalahan : pasca-gempa bumi 2006.
Perbaikan : pasca-Gempa Bumi 2006.
Alasan : sama seperti pada nomor 1, Kesalahan dalam penulisan bentuk terikat, bentuk terikat harus selalu ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya kecuali pada bentuk terikat maha- dan bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang diawali dengan huruf capital, seharusnya adalah pasca-Gempa bumi 2006.

4. Kesalahan : menerima wisman.
Perbaikan : menerima wisatawan mancanegara.
Alasan : Menyingkat ejaan, seharusnya ditulis dengan lengkap yaitu :wisatawan mancanegara.

5. Kesalahan : wisatatawan.
Perbaikan : wisatawan.
Alasan : Seharusnya wisatawan, disini terdapat kesalahan dalam penulisan.

6. Kesalahan : komunitas touris.
Perbaikan : komunitas turis.
Alasan : Terdapat penggunaan ejaan atau istilah asing, seharusanya adalah turis bukan touris.

Sabtu, 19 Maret 2011

PEMULUNG NAIK KRL BAWA MAYAT ANAK DIAMANKAN POLISI

Nama : Chaerul Anam
Kelas : 3 KA 20
NPM : 10108455
(TUGAS BAHASA INDONESIA SOFTSKILL)


PEJABAT Jakarta seperti ditampar. Seorang warganya harus menggendong mayat anaknya karena tak mampu sewa mobil jenazah.

Penumpang kereta rel listrik (KRL) jurusan Jakarta-Bogor pun geger Minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seoran pemulung bernama Supriono
(38 thn) tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3 thn). Supriono akan memakamkan si kecil di Kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa KRL. Tapi di Stasiun Tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa Khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa Khaerunisa untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan Setiabudi. “Saya hanya sekali bawa Khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya Rp 10.000,- per hari”. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel KA di Cikini itu.

Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit Khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di Manggarai hingga Salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00. Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya.

Supriono dan Muriski termangu. Uang di saku tinggal Rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari Manggarai hingga ke Stasiun Tebet, Supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di Kramat, Bogor. Ia berharap di sana mendapatkan

bantuan dari sesama pemulung. Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di Stasiun Tebet.

Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau Khaerunisa sudah menghadap Sang Khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika KRL jurusan Bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri Supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang KRL yang mendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet.
Polisi menyuruh agar Supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.

Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang
dari RSCM. Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi Karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.

Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. “Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah Khaerunisa. Jangan bilang keluarga Supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia”, ujarnya.
Koordinator Urban Poor Consortium, Wardah Hafidz mengatakan peristiwa itu seharusnya tidak terjadi jika pemerintah memberikan pelayanan kesehatan bagi orang yang tidak mampu. Yang terjadi selama ini, pemerintah hanya memerangi kemiskinan, tidak mengurusi orang miskin kata Wardah.

Kamis, 03 Maret 2011

TAJUK RENCANA. KOMPAS, 07 FEBRUARI 2011

Nama : Chaerul Anam
Kelas : 3 KA 20
NPM : 10108455
(TUGAS BAHASA INDONESIA SOFTSKILL)


TAJUK RENCANA

Pemberantasan Korupsi Terancam


Sekurang-kurangnya untuk fase sekarang, kecemasan itu yang kita rasakan. Pemberantasan korupsi terancam gagal. Sungguh ironis dan kontradiktif.

Mengapa perasaan itu muncul? Kecemasan akan terancam gagalnya pemberantasan korupsi justru muncul saat langkah-langkah pemberantasan sedang mencapai periode klimaks. Apa dasar pendapat itu?

Kita saksikan pemerintah telah menegaskan komitmennya menuntaskan kasus perpajakan yang dilakukan Gayus Tambunan. Di antara komitmen itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menugaskan Wapres Boediono mempelajari secara komprehensif, termasuk mengambil langkah selanjutnya. Presiden mengatakan tidak saja menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi, tetapi juga siap melakukan tindak lanjut yang diperlukan.

Jaksa Agung dan Kapolri bekerja sama dan bersinergi dengan KPK berkonsultasi dan akan mengambil tindakan konkret. Partai politik, antara lain lewat wakilnya di DPR, juga mengentakkan kembali komitmen dan kewibawaannya memberantas korupsi. Rakyat melalui berbagai forum menunjukkan kebulatan tekad dan dukungan.

Korupsi sebagai fakta dan masalah akhir-akhir ini juga diungkapkan dengan fakta dan angka. Sebut, misalnya, fakta dan angka tentang 17 gubernur yang masih menjabat ataupun mantan gubernur serta pejabat lain di daerah di Indonesia yang terlibat korupsi, bahkan sudah menjadi tersangka. Jumlah dan beragam kasusnya membuat kita geleng-geleng kepala, sakit hati, sekaligus kecil hati.

Perasaan prihatin dan gundah bertambah ketika KPK menahan sejumlah anggota DPR 1999-2004 dari beberapa fraksi. Tuduhan terhadap politisi anggota DPR itu sudah lama tersiar dan diketahui masyarakat. Sekalipun sudah lama diketahui, reaksi publik membangkitkan rasa prihatin yang mendalam dan meluas. Meski sebagai kabar-kabur sudah lama beredar, perasaan ”kaget” terasa kuat tatkala berita itu dibuka dengan ditangkapnya sejumlah politisi yang juga anggota DPR.

Sementara itu, tampil pula suatu reaksi subyektif dan solider dari politisi satu partai, terutama dari sesama anggota DPR. Reaksi disertai semacam sikap dan aksi yang menimbulkan tanda tanya. Contohnya seberapa jauh reaksi sementara anggota DPR itu disertai rasa solidaritas.

Sekurang-kurangnya dipertanyakan sikap Komisi III DPR menolak kehadiran dua unsur pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, dalam rapat DPR dengan KPK. Seberapa jauh dipengaruhi oleh ditahannya anggota DPR yang terlibat kasus cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior BI.

Apa yang kita khawatirkan dari perkembangan tersebut? Kita khawatir seberapa jauh kasus itu dan juga kasus seperti Bank Century bisa memengaruhi kebulatan tekad publik untuk benar-benar dan secara konsisten serta konsekuen memberantas korupsi? Kita cemas dan khawatir jika kebulatan tekad dan komitmen itu surut lagi dan terbagi-bagi lagi kebulatan tekad kita bersama.

***

Soal Arah Pergolakan Timteng

Arah pergolakan di Timur Tengah masih sulit diramalkan, tetapi mulai dibandingkan dengan situasi di Eropa Timur akhir dasawarsa 1980-an.

Mungkinkah skenario perubahan di Eropa Timur sekitar 30 tahun lalu akan terulang di kawasan Timteng? Tidak ada yang berani meramalkan. Gerakan prodemokrasi di Eropa Timur merontokkan satu per satu kekuasaan komunisme. Uni Soviet pun ambruk dan Perang Dingin berakhir.

Perubahan besar menerjang semua negara Eropa Timur, tanpa terkecuali. Dunia terkesima atas perkembangan yang berlangsung di luar dugaan itu. Gelombang perubahan seperti menggulung ibarat tsunami sejak Tembok Berlin dirobohkan pada 1989.

Bagaimana dengan Timteng? Kawasan Timteng tidak mempunyai pusat gravitasi politik seperti Tembok Berlin. Para pengamat menyatakan, Kairo bukanlah Berlin. Tunis, ibu kota Tunisia, tidak bisa disamakan dengan Berlin. Begitu juga Sana’a, ibu kota Yaman.

Meski banyak perbedaan, tuntutan reformasi dan demokratisasi di beberapa negara Timteng saat ini praktis sama kerasnya seperti di Eropa Timur akhir dasawarsa 1980-an. Gemuruh seruan itu benar-benar mengusik dan menggetarkan semua pemimpin di kawasan Timteng yang umumnya memerintah secara tidak demokratis.

Apalagi kaum demonstran tidak hanya menuntut reformasi dan demokratisasi, tetapi juga pengunduran diri para pemimpin otoriter dan korup. Persoalan berikutnya tentu saja menyangkut pemindahan kekuasaan yang diharapkan akan memberikan ruang bagi proses demokratisasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.

Tidak sedikit pula yang mencemaskan kemungkinan militer atau kaum ekstremis membajak gerakan rakyat di Mesir atau negara-negara tetangganya untuk mengambil alih kekuasaan. Jika hal itu sampai terjadi, proses demokratisasi kembali sulit dilaksanakan. Persoalan lebih pelik dan krisis diperkirakan akan berkepanjangan.

Pesimisme memang mulai muncul ketika rakyat Mesir tidak kompak dalam gerakan prodemokrasi dan menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak. Rakyat Mesir terkesan mudah diadu domba sehingga muncul kelompok pendukung dan penentang Mubarak.

Kenyataan itu memperlihatkan situasi kontras dengan gerakan di Eropa Timur yang memang memiliki latar belakang budaya, mentalitas, dan kondisi persoalan yang berbeda. Atas pertimbangan itu, apa yang cocok di Eropa Timur belum tentu sesuai dengan kondisi Timteng.

Bangsa-bangsa Timteng diharapkan dapat menemukan jalannya sendiri menuju proses demokratisasi. Sebagai tantangan mendesak tentu saja, bagaimana pergolakan di Mesir dan para tetangganya saat ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan memburuk, yang dapat membawa risiko pertumpahan darah lebih banyak.



KESIMPULAN


Pemberantasan Korupsi Terancam :

Pemberantasan korupsi terancam gagal.Kecemasan akan terancam gagalnya pemberantasan korupsi justru muncul saat langkah-langkah pemberantasan sedang mencapai periode klimaks.Presiden mengatakan tidak saja menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi, tetapi juga siap melakukan tindak lanjut yang diperlukan.Jaksa Agung dan Kapolri bekerja sama dan bersinergi dengan KPK berkonsultasi dan akan mengambil tindakan konkret. Partai politik, antara lain lewat wakilnya di DPR, juga mengentakkan kembali komitmen dan kewibawaannya memberantas korupsi. Rakyat melalui berbagai forum menunjukkan kebulatan tekad dan dukungan.Kita khawatir seberapa jauh kasus itu dan juga kasus seperti Bank Century bisa memengaruhi kebulatan tekad publik untuk benar-benar dan secara konsisten serta konsekuen memberantas korupsi? Kita cemas dan khawatir jika kebulatan tekad dan komitmen itu surut lagi dan terbagi-bagi lagi kebulatan tekad kita bersama.

Soal Arah Pergolakan Timteng :

Kaum demonstran tidak hanya menuntut reformasi dan demokratisasi, tetapi juga pengunduran diri para pemimpin otoriter dan korup. Persoalan berikutnya tentu saja menyangkut pemindahan kekuasaan yang diharapkan akan memberikan ruang bagi proses demokratisasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.Tidak sedikit pula yang mencemaskan kemungkinan militer atau kaum ekstremis membajak gerakan rakyat di Mesir atau negara-negara tetangganya untuk mengambil alih kekuasaan. Jika hal itu sampai terjadi, proses demokratisasi kembali sulit dilaksanakan. Persoalan lebih pelik dan krisis diperkirakan akan berkepanjangan.Pesimisme memang mulai muncul ketika rakyat Mesir tidak kompak dalam gerakan prodemokrasi dan menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak. Rakyat Mesir terkesan mudah diadu domba sehingga muncul kelompok pendukung dan penentang Mubarak.Kenyataan itu memperlihatkan situasi kontras dengan gerakan di Eropa Timur yang memang memiliki latar belakang budaya, mentalitas, dan kondisi persoalan yang berbeda. Atas pertimbangan itu, apa yang cocok di Eropa Timur belum tentu sesuai dengan kondisi Timteng.Bangsa-bangsa Timteng diharapkan dapat menemukan jalannya sendiri menuju proses demokratisasi.

Kamis, 06 Januari 2011

Tugas Bahasa Indonesia 3 (Softskill)

Paragraf Deduktif.

Contoh paragraf 1 :

Penggunaan bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.
Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu Penggunaan bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.


Contoh paragraf 2 :

Pada hakekatnya pekerja adalah aset perusahaan yang perlu mendapat perlindungan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjanya. Pada masa lalu program keselamatan kerja bersifat mengatasi kecelakaan yang sudah terjadi tetapi sekarang lebih bersifat preventif yakni memperkirakan apa yang akan terjadi. Bila akibat kerja dapat dihindarkan perlu dilakukan upaya kuratif dan rehabilitatif. Pekerja yang mengalami cacat kerja akan dievaluasi serta ditetapkan tingkat kecocokannya sebelum menerima Jamsostek.

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pekerja adalah aset perusahaan yang perlu mendapat perlindungan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjanya.


Contoh paragraf 3 :

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga melawan penyakit jantung.

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat.

Tugas Bahasa Indonesia 2 (Softskill)

Kalimat dasar berpola S P O K

1. Guru itu memperlakukan kami dengan baik.
2. Dina mengirimkan uang kepada orang tuanya.
3. Tanaman itu tumbuh dengan subur di tamanku.
4. Hari ini kami bermain drama di sekolah.


Kalimat dasar berpola S P K

1. Peristiwa banjir terjadi di Medan.
2. Kami tinggal di Jakarta.


Kalimat dasar berpola S P O

1. Andy membeli sepeda baru.
2. Kita memerangi kemiskinan.


Kalimat dasar berpola S P

1. Dia seniman.
2. Bumi berputar.

Tugas Bahasa Indonesia 1 (Softskill)

Pemulihan Wisata Pasca-bencana Merapi Lebih Cepat

YOGYAKARTA, (PRLM).- Pemulihan (recovery) wisata di Yogyakarta dan Jateng pasca-letusan Gunung Merapi akan lebih cepat dibanding pemulihan wisata pasca-bencana gempa bumi di Bantul, 2006.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan,bencana letusan Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak, hanya tertutup debu-debu vulkanik. Jika debu dibersihkan, objek dan fasilitas wisata siap dikunjungi dan dipergunakan lagi, apalagi aktivitas Merapi telah normal.
Berbicara usai Internasional World Conference on Culture, Education & Science – WISDOM 2010 di UGM, Rabu (8/12), dia menyatakan Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lokasi wisata lainnya, hotel-hotel tidak ada debu lagi. Aktivitas Bandara Adisucipto telah normal.
"Kami telah menyiapkan berbagai even internasional pada 2011, sebagian penyelenggaraan di Yogyakarta, sebagian lainnya di Jakarta dan Bali. Itu bagian memulihkan wisata Yogyakarta," kata dia.
Berbeda halnya pemulihan wisata pasca-gempa bumi 2006, waktunya relatif lama. Saat itu, faslitas hotel-hotel dan lokasi wisata Yogyakarta rusak. Candi Prambanan misalnya, ada bagian candi yang rusak. "Saya mengunjungi Yogyakarta waktu itu, mau menginap di hotel harus mengecek dulu bagaimana kondisi bangunannnya, apakah retak-retak atau tidak. Bencana erupsi Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak. Pemulihan wisata lebih cepat," ujar dia.
Didampingi Direktur Regional Asia Pasifik UNESCO Hubert Gijzen dan Direktur Eksekutif UNWTO (United Nation World Tourism Organization) Marcio Favilla, Jero Wacik mengadakan penjelasan pers dilanjutkan mengunjungi Candi Borobudur. Sehari sebelumnya, pejabat Unesto telah mengunjungi Solo untuk memastikan Yogyakarta dan Jateng siap menerima wisman.
"Saya telah melihat sendiri kondisi di sini, semuanya telah baik dan siap menerima wisatatawan. Saya menyampaikan kabar ini kepada komunitas touris dunia tentang hal yag sama bahwa Yogyakarta siap dikunjungi, situasinya telah normal dan aman," ujar Marcio Favilla.
BPS merilis jumlah wisman melalui pintu masuk Bandara Adisucipto, Yogyakarta pada Januari-September 2010 sebesar 38.047 orang atau rata-rata mencapai 4.100 wisman/bulan. Pada sembilan bulan tersebut terjadi kenaikkan sebesar 14,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 33.369 wisman.



Perbaikan ejaan dan penulisan yang salah.


1. pasca-letusan Gunung Merapi.

Kesalahan dalam penulisan bentuk terikat, bentuk terikat harus selalu ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya kecuali pada bentuk terikat maha- dan bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang diawali dengan huruf kapital. Contoh penulisan yang benar: pascasarjana, pasca-Bom Bali, pasca-Pemilu 2005, pascaproduksi, pascabayar.

2. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan,bencana letusan Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak

Seharusnya adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan bahwa bencana letusan Gunung Merapi tidak mengakibatkan fasilitas pariwisata rusak.

3. pasca-gempa bumi 2006

Sama seperti pada nomor 1, seharusnya adalah pasca-Gempa bumi 2006.

4. menerima wisman

Menyingkat ejaan, seharusnya ditulis dengan lengkap yaitu :wisatawan mancanegara.

5. wisatatawan

Seharusnya wisatawan, disini terdapat kesalahan dalam penulisan.

6. komunitas touris

Terdapat penggunaan ejaan atau istilah asing, seharusanya adalah turis bukan touris.

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP